Friday, September 26, 2008

ACKNOWLEDGMENT

to my thesis supporter

“A journey is easier when you travel together”


Ucapan terima kasih terutama untuk yang Maha Kuasa, Allah SWT, yang menyediakan Ramadhan-Nya untuk menyelesaikan tesis ini dan membiarkan ide-ide tulisan muncul di malam-malam yang penuh rahmat.

Terima kasih dan penghargaan yang tak dapat diungkapkan untuk Dr.rer.nat Mutiara R. Putri yang tak henti-hentinya menyemangati, mengawasi baik di laboratorium atau di dunia maya, dan menghilangkan kejenuhan dengan diskusi-diskusi membangun dan menyenangkan yang selalu menumbuhkan rasa ingin tahu penulis. Serta dukungannya yang membuat penulis tak surut menghadapi deadline kelulusan.


Rasa syukur atas iklim diskusi yang segar selama menjalani masa seminar dan atas masukan-masukan dari Prof. Safwan Hadi dan Dr.Ivonne M.Radjawane yang sangat membantu penulis dalam menganalisa dan mendalami proses-proses fisis yang terjadi. Serta Dr. Agus Setiawan yang merelakan waktunya untuk membaca dan memberikan koreksi editorial pada tesis ini.


Terima kasih untuk kesenangan yang tiada duanya, diskusi tesis dan tugas akhir yang berlanjut pada film dan musik dari teman-teman laboratorium oseanografi terutama Fitri Suciaty, Ajeng Purna Putri,, Wandito H.S, Sripardi Jamelina, Meirita, Welly, dan mereka penghuni baru teman-teman osean 2005. Dan kolega terbaik selama menjalani dua tahun masa kuliah master Marthina Dian Utami dan I Gede Dewa Junaedi. Lalu teman-teman Oseanografi 2000 yang sama-sama menjalani pendidikan master yang selalu membuat penulis bersemangat membagi ilmu ini untuk kemajuan bersama.


Dan rasa hormat yang teramat sangat untuk Papa dan Mama, yang merelakan akhir minggunya tanpa putri tercinta, untuk dukungannya yang menguatkan penulis untuk selalu berbuat yang terbaik dalam hidup dan atas doa yang selalu diberikan untuk penulis dan alhamdulillah Allah mengabulkannya. Dan yang pasti untuk dua adik laki-laki terhebat, Widi dan Wira, terima kasih atas dukungannya yang tiada henti.


Terutama untuk bantuannya yang tidak pernah henti, semangat yang tak pernah putus, nasihat yang membangun dan jalan-jalan yang tak henti untuk menghibur penulis dari kejenuhan, serta diskusi-diskusi hebat saat makan malam yang selalu membuat penulis ingin melanjutkan sekolah, dengan ini penulis ucapkan terima kasih untuk kasih yang selalu berlimpah dari Muchamad Al Azhar.


demi kemajuan oseanografi,

[winda deftiani putri]




Thursday, September 11, 2008

Travel with Gravel

gwe suka banget ama tas yang dikeluarin Gravel ini. Biar tampaknya kecil tapi selalu cukup bawa ini itu dan bisa menampung bawaan untuk 7 hari (woman's things surely). Yang gwe suka, bisa dijadiin backpack dan bisa dijadiin selempang. Tidak membuat lo sakit punggung pastinya. Emang bukan untuk naik gunung yah, tapi sejauh ini pantai dan gunung g jadi masalah



Indeed, I'm a big fans of Gravel, terlepas yang punya adalah sobat gwe. Emang desainnya sangat distro yah...tapi beberapa barang emang cocok untuk gwe yang g suka keajaiban desain pop. Just check it out in their website, GRAVEL ,or you can visit them in Bandung sooner.

Tuesday, September 2, 2008

Semangat Kemerdekaan



emang udah basi...tapi masih jadi uneg-uneg...

ini tentang tanggal 16 Agustus 2008, gwe nonton pertandingan final ganda campuran Olimpiade Beijing antara pasangan Indonesia, Markis Kido dan Hendra Setiawan, melawan pasangan Cina, Fu Heifeng dan Cai Yun. Gila...itu pertandingan dramatis banget. a real match! sampe sesenggukan pas mereka akhirnya menang. udah aja rumah rame banget, kayaknya ngalahin suara orang Indonesia di Beijing University of Gymnasium juga. Keren banget...entah itu demi bangsa atau hanya demi kebanggan diri. Yang pasti, medali emas yang mereka dapet adalah hadiah besar untuk Indonesia yang keesokan harinya berulang tahun ke - 63.

Ironisnya, tayangan pertandingan itu hanya ditayangkan di TVRI (thanks to TVRI), sedangkan 8 stasiun TV lainnya berencana menayangkan sebuah film sejarah 16 AGUSTUS secara serentak. tadinya menunggu, namun tak kunjung tampil di salah satu stasiun TV pun.

yang mau gwe tanggepin...kayaknya cukuplah sudah kita terbenam pada euforia masa lalu. film sejarah dan kebesaran bangsa ini hanya membuat bangsa ini tenggelam pada kejayaan masa lalu dan tidak merasa butuh menyaingi kejayaan masa lalu...lalu...untuk apa? buku-buku sejarah rasanya tidak berhasil membuka sisi ke-nasionalisme-an anak muda sekarang, tidak kemudian menumbuhkan semangat mengubah bangsa.

yang dibutuhkan adalah sebuah kerja keras macam Markis dan Setiawan yang mengharumkan nama Indonesia, atau para peraih Medali Emas Olimpiade Fisika atau mereka orang-orang Indonesia yang karya nyatanya membumi dan membawa Indonesia pada kejayaan masa depan.

gwe yakin, banyak sekali anak muda Indonesia yang kini sedang merintis kejayaan diri dan bangsa. Yakin seyakin-yakinnya, meski terbersit ketidakyakinan pada mereka yang hanya sekedar menghirup udara Indonesia, meneguk air dari bumi Indonesia lalu pada mereka yang diam-diam mencuri kekayaan Indonesia.

teringat tulisan dalam National Geographic Indonesia edisi agustus, tulisan Beverley M Bowie, 'Sang Raksasa Muda', yang sebelumnya sudah dimuat dalam NG edisi tahun1955. Tulisannya mengenai kehidupan Indonesia di tahun 1950 itu benar-benar kontras dengan kondisi saat ini.
“..mereka paham, bahwa kemerdekaan saja tak cukup sebagai solusi.”
see? g cukup cuma merdeka dari kolonialisme, toh sekarang kita justru tidak merdeka dari kemiskinan, kejahatan, dari kebodohan dan dari keterbelakangan. makanya gwe pikir cukup sudah tenggelam pada masa lalu, saatnya menjadikan momentum masa lalu menjadi pemicu untuk membuat perubahan besar di Indonesia.


lalu di akhir tulisannya Bowie dia menulis
“..semoga nasib baik menyertaimu di sini! Saya berharap mereka akan memperolehnya”

iya, kita masih punya nasib baik. buang jauh-jauh keinginan merusak bangsa ini.tumbuhkan semangat merubah bangsa ini.

Harapan bangsa ini ada di tangan kita anak muda. Dirgahayu Indonesia. Menuju Jayamu selalu.