Tuesday, September 22, 2009

Dapur....laboratorium baru saya

Sekarang...ya sudah 2 bulan ini..gwe punya status baru. Ibu Rumah Tangga...yap the ibu rumah tangga. Kerjaannya sekitaran dapur, kamar dan dapur. Dan internet pastinya. Menyenangkan ternyata. Keluar dari aktifitas penuh tenggat yang selama ini membelenggu. Mengurusi suami dan melakukan eksperimen pada jadwal mencuci dan keuangan keluarga. Dan pastinya uji coba masakan.Yap....memasak menjadi kesenangan baru tiada tara.

Buku resep dan internet jadi buku manual baru yang mengisi hari-hari. Uji coba dengan berbagai jenis masakan baru. Sampai-sampai supervisor thesisku malah menyemangati layaknya gwe lagi mengerjakan tesis.

Rasanya seperti memulai mengerjakan tesis atau proyek. Collecting data, prepare the analysis tools then start the job. Mulai mengumpulkan sedikit demi sedikit bumbu-bumbu masak, menambah sedikit demi sedikit alat-alat masak dan meningkatkan kemampuan merasakan tingkat ke-asin-an. Dan saatnya tiba..mari memasak.

oh ya, mengumpulkan bumbu masak bukan disini bukan perkara mudah. Bukan karena tidak tahu bentuknya, tapi nama yang dipakai dipasaran sebagian besar bahasa Dansk dan Inggris bahkan kadang bahsa latinnya ,jadi seringkali sebelum belanja, mencatat semua keperluan dan mengalihbahasakannya.

Entah kenapa, susah sekali untuk malas memasak. seringkali saat siang hari rasa malas hadir, namun saat lapar melanda gwe malah ingin masak ini itu dan hilanglah rasa malas itu lalu sepersekian detik gwe sudah berkutat di dapur. I love eating,then I love cooking.

Senang rasanya menemukan tempat baru untuk belajar.Tempat untuk menikmati hidup dan memulai eksperimen-eksperimen baru meski bukan dengan sintaks bahasa komputer. Ini saatnya untuk hal baru. Then my kitchen is my new laboratorium.

Kata orang, cinta bisa tumbuh dari makanan. Untuk mr.A apa sih yang ga?

Monday, September 14, 2009

Happy Day

hari ini 14 September 2009...

Hari jadi suamiku tercinta...
Semoga Allah memberikan limpahan perlindungan, kemudahan, keselamatan dan kesehatan padamu..
Semoga Allah melimpahkan semangat untukmu..
Semoga Allah selalu memberikan kebesaran hati,cinta dan kesabaran bagimu...dalam mengarungi hidup ini bersamaku...

dan..

Hari ini 3 bulan aku dan mr.A menjadi suami istri...
Lembar demi lembar kehidupan baru kami lalui...
Begitu banyak canda dan tawa yang mampu mengobati sedih dan kesal...
Semoga Allah melimpahkan kekuatan bagi kami..untuk selalu teguh di Islam-Nya..
Semoga Allah menjaga iman kami...
Semoga Allah senantiasa memberi petunjuk untuk meneruskan cita-cita menjadi keluarga yang sakinah mawaddah dan penuh rahmat...


"Ya Allah, yang membolakbalikan hati, mantapkan hatiku dalam cinta terhadap pasanganku, dan mantapkanlah hati pasanganku dalam cintanya terhadapku"

Friday, September 11, 2009

Bala-bala pengobat rindu

Biasanya kalo pengen gorengan tinggal jalan ke depan kampus,trus beli seabreg-abreg gila. Emang ga ada sehat-sehatnya,cuma ya justru karena itu,bukan butuh sehatnya, tapi si penghilang laparnya itu loh. Tapi sekarang? mau jalan kemana juga ga bakalan nemu gerobak gorengan. Jadi pas pengen....ya mau ga mau harus bikin.

Setelah tertunda sekilan kali karena mr.A g suka gorengan, akhirnya gwe bikin juga.


Bala-Bala /Bakwan Sayur

Bahan :
2 cup
self raising flour
1/2 bh kol
1 bh daun bawang
1 bh wortel
1 cup air
1 sdt bawang putih bubuk
Garam merica secukupnya
Minyak untuk monggoreng

Cara :
Semua sayuran dirajang halus.
Campur semua bahan jadi satu, sampe adonan kental sekali.
Panaskan minyak, masukkan dengan sendok ke penggorengan.
Sajikan hangat dengan cabai rawit.

Monday, September 7, 2009

Fettuccine with Lemon Chicken

ini resepnya Fathan yang lagi menimbah ilmu di SF. gwe ngiler gara-gara twitnya dia, dan dia malah berbaik hati memberikan resepnya.


Fettuccine with Lemon Chicken

Bahan :
250 gr Spinach Fettucine segar (Fettuccine berwarna hijau dari bayam)
1 bh Dada Ayam Fillet, potong tebal 0.5 inci

Bumbu ayam :
1 bh lemon,ambil airnya atau 5 sdm jus jeruk
2 sdt bawang putih bubuk
1 sdt pala
1 sdt garam
1 cm jahe, rajang halus

Pesto untuk Fettuccine :
4 sdm minyak zaitun
3 siung bawang putih
1 sdt basil segar
1 sdm keju permesan

Cara :
Campurkan jus jeruk, bawang putih,pala,garam dan jahe dalam satu tempat,lalu lumuri ayam dengan bumbu, rendam selama 2 jam
oreng atau masukkan ayam ke dalam oven sesuai selera.
ntuk bahan pesto, masukkan minyak zaitun, bawang putih, basil dan keju ke dalam blender, campur hingga halus dan juicy.
Rebus fetucini selama 3 menit, kemudian tiriskan dan kemudian campur dengan pesto,masak hingga pesto menyerap.
Hidangkan dengan ayam.


Pertama agak khawatir kalau-kalau mr.A g suka, karena rasa dari minyak zaitun dan basil kan g biasa dipakai dalam masakan Indonesia. Belum lagi pas dihidangkan belum sempat dicoba karena mau dimakan untuk berbuka. Saat dicoba, hmmmm...meleleh di lidah. Rasa lemon di ayamnya menyatu dengan fetucini nya yang segar. Sebenernya, Fathan menyarankan untuk mengoleskan sisa pesto ke rosti bread yang kemudian dipanggang, tapi gwe tidak menyimpan roti selama puasa ini.Jadilah belum kesampain ngerasain garlic bread pake pesto ini.

-resep dimodifikasi oleh princesswind-

Petikan Hari Ini

"perbuatan buruk yg disesali lebih baik dari perbuatan baik yg dibanggakan"

- M. Quraish Shihab -
(via @najwashihab)

Friday, September 4, 2009

Petikan Hari Ini

"Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf "

-Al Baqarah : 233-

Thursday, September 3, 2009

Meet my Bike

Entah dari kapan, pengen bisa jalan-jalan dengan sepeda. Dulu...waktu masih SMP, memang bersekolah naik sepeda, dan saat masih SD pun sore hari dihabiskan dengan bersepeda bersama rekan sejawat. Tapi sejak di Bandung, jarak kampus terlalu dekat sehingga dilintasi dengan berjalan kaki, dan kemalesan membuat sepeda dirumah selalu urung diboyong ke Bandung. Lebih-lebih di Jakarta. Meskipun orang-orang mendengungkan Bike to Work, sungguh Jakarta bukan tempat yang tepat. Berlomba dengan ribuan mobil dan belum lagi semprotan dari bis dan metromini yang g tanggung-tanggung, dan pastinya jalur yang tidak aman. Tidak adanya jalur khusus membuat pesepeda harus berada di kerumunan kendaraan bermotor.

Tapi disini, semua orang naik sepeda. Kemanapun. Selain alasan mengirit, kemudahan lah yang membuat sepeda menjadi transportasi penting. Motor? bisa dihitung dengan jari. Selain jalur sepda yang khusus, sepeda bisa dibawa masuk ke kereta dan metro,shingga bila tidak memungkinkan mengndarainya (misal: hujan deras atau salju),sepeda bisa tetap dibawa pulang. Tempat penyimpanan pun eksis di setiap sudut jalan,memungkinkan kita untuk berhenti dimanapun.


Sepeda disini harganya mahal,kalau beli baru. Sehingga orang-orang biasanya membeli melalui lelang atau melalui website barang second. Lelang sepeda diadakan oleh pihak kepolisian. Sepeda-sepeda yang dijual adalah sepeda yang sudah lama tidak berpemilik yang ditinggal di jalan atau stasiun atau sepeda-sepeda yang merupakan baran sitaan. Kalau beli di sini, kondisi sepeda hanya dilihat sepintas, ada yang masih bagus ada yang penampakannya bagus tapi ternyata sudah parah.Kalaupun bagus dan sehat,pasti harganya selangit. Mr.A berhasil mendapatkan sepeda dengan metode ini,meskipun harus mengganti ban dalam dan rantainya,harganya masih jauh dibandingkan harga barunya. Sedangkan saya, hehehehe...saat lelang, sepeda-sepeda sangat mahal, karena ini event pertama setelah libur musim panas. Dan tidak ada sepeda yang pas dihati.Hasil mencari di sebuah situs barang bekas akhirnya menemukan sepeda yang 90% fit, dengan harga murah sekali. Dan pertama kali melihatnya langsung jatuh cinta (percayalah...memilih sepeda itu seperti memilih pasangan hidup,harus pas di hati). Bila melalui situs barang bekas, barang yang mau dibeli bisa dilihat terlebih dahulu jadi bisa melihat kondisinya.


Dan inilah si Sepeda...dan ternyata,mereknya sama dengan Mr.A..jadi pas banget...sepedanya jga sepasang.. (*memandangpenuhcinta...ke sepeda).
Semua tentang bersepeda di Copenhagen bisa diliat di Copenhagen Cycle Chic.

Early Autumn

yeah...apa yang terlihat setiap hari adalah awan menggantung bersiap-siap hujan. Udah sejak minggu lalu, angin kencang membawa udara dingin. Naik sepeda pun harus dilengkapi sarung tangan (indeed, Danish not do this thing). Matahari muncul malu-malu. Fiuuh...tampaknya harus mulai menggunakan sleeper dan sweater karena suhu mulai bergerak dibawah 15 derajat celcius. Apa yang enak kalau cuacanya begini untuk berbuka puasa, semangkok sup hangat. Hangatnya merica bersama segarnya sayuran sungguh kombinasi yang pas.


Sup Sayuran

Bahan :
1 liter air
250 gr daging sapi
50 gr kentang,potong dadu
50 gr kacang merah
3 lembar kol
2 batang seledru
2 batang daun bawang, potong 2 cm
1 sdm gula pasir
1 sdm garam
1 sdt merica bubuk
1 buah tomat,potong dadu
4 siung bawang merah, potong halus
4 siung bawang putih, potong halus
minyak untuk menumis

Cara :

Rebus daging hungga empuk, buang buihnya,potong dadu, masukkan kembali ke dalam air rebusan
Panaskan minyak, tumis bawang merah dan bawang putih hingga harum,masukkan ke dalam rebusan daging
Masukkan kentang dan kacang merah, masak hingga empuk.
Tambahkan kol, seledri, daun bawang, gula,garam, merica dan tomat. Aduk hingga layu.
Angkat sajikan panas.

ps: bisa menggunakan sayuran lain seperti wortel, kapri, kacang polong, buncis,brokoli sesuai selera

(dari 505 Resep Makanan Praktis-modifikasi oleh Princesswind)

Bulan Ramadhan di rantau

Alhamdulillah...alhamdulillah...tahun ini diberikan kesempatan bertemu dengan Ramadhan yang mulia, dengan seluruh atribut baru.Ramadahan kali ini, dinikmati di negri orang. Lupakanlah suasana ala Indonesia yang hiruk pikuk saat sahur dan buka puasa. Lupakanlah jajanan buka puasa yang dengan mudah ditemukan. Sungguh ini puasa yang sangat menantang.

Sebagai minoritas di negri ini, tidak terdengar suara azan. Mesjid terdekat berjarak 4 km (10 menit dengan kereta). Jadwal buka dan imsak didapat melalui selebaran. Dan yang sangat menarik,bulan Ramadhan tahun ini jatuh di penghujung musim panas, jadi tidak heran,durasi dari fajar hingga senja adalah 18 jam. Menarik..dan percayalah, 18 jam ternyata tidak jauh berbeda dengan 12 jam. Beruntungnya, musim panas disini tidak sepanas di negeri tropis. Sungguh Allah maha Baik. Dan jangan heran kalau ngabuburit,orang lain dengan tenangnya makan dan minum serta berpakaian seksi (it's summer time)

Ini lah Ramadhan pertama sebagai suami-istri. Tak terasa meskipun harus bangun pagi-pagi untuk menyiapkan sahur apalagi sensasi saat menyiapkan santapan buka puasa, sungguh nikmat yang tak terkira. Dan untuk pertama kalinya bikin kolak untuk buka puasa, pastinya sebelumnya yang begini pasti beli. Sungguh kurma dan segelas air putih bila dinikmati bersama suami sungguh pun...

Hal yang menyenangkan adalah saat berbuka bersama teman-teman senegara. Alhamdulillah,KBRI selalu mengadakan buka puasa bersama. Belumlagi bersama teman-teman sesama pelajar. Seru.Pastinya hidangan ala Indonesia selalu terhidang mengobati kerinduan. Tahun ini, pastinya jadwal buka bersama berkurang, disaat teman-teman di Indonesia bingung menyusun padatnya jadwal buka puasa karena keberadaan FB yang mempertemukan dengan banyak teman lama dan menambah daftar buka puasa bersama.

Sungguhpun, puasa kali ini bisa merasakan betapa Iman dan Islam lah yang menjaga. Bisa sajakan tidak menjalan puasa, toh ga bakal ada yang tahu kita puasa atau tidak. Tapi sejenak dipikirkan...Allah Maha Tahu.

Semoga Allah memberikan kemudahan, sehingga 15 hari kedepan Ramadhan ini jauh lebih baik. Amin.